Jan 3, 2010

Tawakal tidak menidakkan usaha




Meniti fatrah imtihan di bumi anbiya'.....Satu peringatan tentang konsep tawakal =)




Mewujudkan Tawakkal bukan bererti menidakkan usaha. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakkal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakkal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada Allah Ta’ala.



Sebahagian orang mungkin ada yang berkata, “Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rezeki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rezeki kita datang dari langit?”



Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang itu tentang hakikat Tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rezeki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rezeki dan pulang pada petang hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Maha Esa sebagai tempat bergantung.



Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rezekiku datang sendiri”.


Maka beliau berkomentar, “Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku dalam bayang-bayang tombak perangku (baca: ghonimah)’. Dan beliau juga bersabda, ‘Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang petang hari dalam keadaan kenyang.’ (Hasan Shohih. HR.Tirmidzi).



Selanjutnya Imam Ahmad berkata, Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan mengelola pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.” (Fathul Bari, 11/305-306)



Tawakkal tidaklah bererti meninggalkan usaha. Hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahawa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rezeki itu hanyalah dari Dia semata..


Categories:

2 comments:

Ceska Sestra said...

Bittaufiq wan Najah my dear sisters!

muhammad syafiq said...

Tinta azimat paluan jiwa,
Bergelut lagi gentarnya rasa,
Mohon didoakan dilapangkan dada,
Tawakal itu sesudah berusaha.